PANYABUNGAN (Madina Bisnis) - Dalam beberapa hari terakhir harga kelapa tua bulat tingkat pedagang beberapa pasar teradisional di Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) turun.
Semula harga per butir ukuran standar kisaran Rp 7.000 saat ini menjadi kisaran Rp 6.000.
Hal itu diungkapkan Zulfikar (52 tahun) seorang pengepul sekaligus pedagang di Pasar Lama Panyabungan, kepada Madina Bisnis, Kamis (19/6/2025).
"Harga kelapa bulat tua ukuran standar, artinya ukuran lumayan besar, mengalami penurunan, sebelumnya kita membeli Rp 14.000 per gandeng (2 butir) menjadi Rp. 12.000," ujarnya.
Dia menjelaskan meskipun harga turun permintaan tetap tinggi. "Terkadang kebutuhan kita untuk jualan susah kita dapat akibat pohon kelapa lagi musim trek (danga) panen menurun," ucapnya.
Menurutnya harga kelapa pernah menembus Rp. 14.000 per butir sekitar bulan Ramadan hingga Idul Fitri yang lalu.
"Harga Kelapa tua ini mengalami kenaikan sudah berlangsung dalam satu tahun terakhir ini, dari informasi kita terima akibat pengiriman keluar negeri," ucapnya.
Meski menurun, penurunan itu belum mencapai level harga di tahun 2023 yang masih di kisaran 3.000 per butir.
Harga kelala tua bulat mengalami kenaikan di Panyabungan sejak 2024, akibat imbas tren laju volume ekspor ke beberapa negara terutama Cina.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor kelapa bulat mencapai US$30,8 juta atau setara Rp517 miliar (asumsi kurs Rp16.786 per dolar AS) sepanjang Januari-Februari 2025.
Selama periode tersebut, volume ekspor tercatat sebesar 71.077 ton, dengan China dan Vietnam menjadi negara tujuan utama pengiriman komoditas tersebut.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan pengiriman kelapa bulat ke luar negeri mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
"Jadi kalau menurut data yang kita miliki, data ekspor kelapa bulat menunjukkan adanya peningkatan sebesar 29,84 persen secara month to month. Sebagian besar ekspor kelapa bulat ditujukan ke China dan Vietnam," ujar Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (17/3), dikutip CNNIndonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari total 71.077 ton kelapa bulat yang diekspor selama dua bulan pertama tahun ini, sebanyak 68.065 ton dikirim ke China dengan nilai US$29,5 juta atau setara Rp495,2 miliar. Disusul Vietnam sebesar 2.180 ton, Thailand 550 ton, dan Malaysia 280 ton.
Pada 2021, ekspor komoditas ini tercatat sebanyak 431.841 ton dengan nilai US$102,9 juta atau Rp1,72 triliun. Namun pada 2022, terjadi penurunan menjadi 288.286 ton dengan nilai US$65,6 juta atau Rp1,10 triliun.
Memasuki 2023, ekspor kelapa kembali meningkat menjadi 380.883 ton, dan terus bertumbuh pada 2024 dengan volume 431.915 ton, sedikit melampaui capaian pada 2021. (02/cnn)