Aktifitas memuat karet alam ke bak truk di Iparbondar, Panyabungan. (Ilustrasi)
HUTABARGOT (Madina Bisnis) - Dalam hitungan 3 bulan harga karet alam tingkat petani di Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut turun konsisten hingga kini.
Sebab harga sempat menembus Rp 14.000 per kg pada Februari 2025, bertahan sekitar 3 pekan saja. Lalu bertahap turun hingga kisaran Rp 10.000 per kg.
"Hanya sesaat saja yang kita nikmati harga getah karet mencapai Rp. 14.000 an, terus menurun hingga sekarang sudah Rp. 4.000 an per kg turunya," ujar Burhan (63) petani penyadap karet alam Desa Sayurmaincat, Hutabargot, kepada Madina Bisnis, Sabtu (31/5/2025).
Rahmat menjelaskan harga tembus Rp 14.000 sebelum bulan puasa kemarin sekitar bulan Februari 2025.
"Pada saat itu banyak petani tambah semangat, dan ekonomi masyarakat pun bergairah. Tapi harga kembali turun," katanya.
Dia berharap agar harga kembali menyentuh Rp 14.000 bahkan lebih, sehingga kejayaan petani karet kembali.
Karet alam adalah bahan polimer alami yang diperoleh dari getah (lateks) tanaman karet, terutama tanaman hevea brasiliensis.
Penduduk di Kabupaten Mandailing Natal sebagian besar beraktivitas menyadap karet alam.
Dari berbagai sumber harga karet dunia cenderung fluktuatif, dimana pada saat ini terjadi penurunan dari sebelumnya.
Misalnya harga karet TSR20 (karet dengan mutu tertentu) di Bursa Komoditas Singapura (SGX Sicom) sempat mencapai Rp 32.005 per kg pada 17 Januari 2025. Namun, harga karet juga bisa anjlok, seperti yang terjadi pada 8 April 2025 dengan penurunan Rp 5.317 per kg, dipengaruhi oleh perang tarif AS-Cina yang memengaruhi ekspor-impor dunia termasuk Indonesia. (02)
