Oleh: Irwan H Daulay
Pemerhati Pembangunan Daerah
Kabupaten Mandailing Natal (Madina) adalah salah satu permata tersembunyi di Sumatera Utara. Diberkahi kekayaan alam yang melimpah — dari sawit, kopi, karet, padi, ikan laut, hingga panorama wisata alam — Madina memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi daerah maju. Namun, realitas hari ini menunjukkan tantangan yang tak kecil.
Pada tahun 2024, PDRB per kapita Madina baru mencapai Rp 40,13 juta. Angka ini jauh tertinggal dari rata-rata PDRB per kapita Provinsi Sumatera Utara yang mencapai Rp 73,57 juta. Jurang ini harus ditanggapi bukan dengan keluhan, tetapi dengan strategi lompatan ekonomi yang berani dan terencana.
Strategi Lompatan Menuju 2045
1.Hilirisasi dan Industrialisasi Lokal
Madina tidak boleh terus menerus hanya menjual hasil bumi dalam bentuk mentah. Sawit, karet, kopi, dan hasil laut harus diolah di dalam daerah. Pemerintah daerah harus mendorong hadirnya pabrik pengolahan minyak sawit, industri kopi kemasan, pengolahan hasil laut, peremajaan karet rakyat serta klaster industri kecil menengah (IKM) berbasis desa. Ini akan menciptakan nilai tambah, menyerap tenaga kerja, dan memperbesar kontribusi sektor industri terhadap PDRB.
2.Transformasi UMKM dan Digitalisasi Ekonomi Rakyat
UMKM adalah tulang punggung ekonomi rakyat. Digitalisasi UMKM melalui pelatihan, infrastruktur internet desa, dan akses pembiayaan akan membuka pasar baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Platform digital lokal, e-commerce, serta kemitraan dengan marketplace nasional harus dimaksimalkan.
3.Ekowisata dan Budaya Sebagai Sumber Pertumbuhan Baru
Potensi wisata Madina luar biasa: dari Pantai Natal, Batahan & Muara Batang Gadis, Aek Milas, Sampuraga, hingga sejarah dan budaya Mandailing yang otentik. Dengan branding yang tepat, investasi fasilitas wisata, dan pelibatan masyarakat, sektor pariwisata dapat menjadi sumber devisa lokal baru yang berkelanjutan.
4.Infrastruktur dan Konektivitas Ekonomi
Tanpa infrastruktur yang memadai, mimpi industrialisasi dan pariwisata hanya akan tinggal wacana. Jalan produksi, konektivitas ke pelabuhan, bandar udara, akses ke tol, dan ketersediaan listrik serta energi bersih harus menjadi prioritas. Kolaborasi dengan pemerintah pusat untuk membuka akses kawasan industri dan KEK sangat penting.
Menembus Rp 100 Juta per Kapita: Bukan Mimpi
Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 8% per tahun, Madina dapat menyamai rata-rata Sumatera Utara pada 2035 dan menembus Rp 100 juta per kapita pada tahun 2041. Ini bukan angan-angan. Dengan roadmap sektoral yang jelas, investasi yang terarah, dan kepemimpinan yang visioner, target ini bisa dicapai.
Pulanglah ke Kampung, Bangunlah Masa Depan
Masa depan Mandailing Natal tidak ditentukan oleh siapa yang paling kuat, tetapi oleh siapa yang paling punya tekad untuk berubah. Kepada generasi muda Madina — baik yang di kampung maupun di perantauan — ini saatnya pulang. Bukan sekadar pulang fisik, tetapi pulang gagasan, pulang kontribusi, pulang untuk membangun.
Karena kampung bukan tempat tertinggal. Kampung adalah tempat di mana peradaban bermula.
Pulanglah ke kampung. Dan bangunlah Madina yang baru, yang makmur, berdaulat, dan berkemajuan.**